Berani Mengalah….

20-03-2017/15.17 WIB/ In My Room

Sejatinya pernikahan itu bukan mengedepankan ego, tetapi saling melengkapi dan membuat bahagia pasangannya, menurunkan egonya dan menyatu dengan pasangannya-Anisah Widyastuti-200317.

Hari ini alhamdulillah hari pernikahan kami yang ke 11 bulan 4 hari.kalau dibuat seperti        ” Tetangga Masa Gitu ” berarti sudah 334 hari. Apa saja yang sudah terjadi? Kepo nih ye? Rahasia dong. Intinya dalam pernikahan kami yang 334 hari ini seru luar biasa.

Menikah itu perjalanan panjang , dalam perjalanan itu harus ada pengertian satu sama lain dan menghargai juga saling melengkapi dan mempunyai tujuan sama untuk beribadah kepada Allah SWT.

Bagaimana dengan saya?

Penasaran ya?

Pada dasarnya saya menikmati sekali pernikahan kami, niat dan tujuan kami pun insyaallah baik, karena selalu ditujukan untuk semata-mata beribadah kepada Allah SWT.

Sudah diberi momongan?

Alhamdulillah Allah SWT kasih kesempatan pada kita untuk saling memahami satu sama lain dan  menurunkan ego satu sama lain sehingga kelak jika diberi amanah berupa anak, maka kami bisa bekerjasama dengan lebih baik. Amiin ya Robbal’alamiin.

Menikah bagi wanita= merelakan semua keinginannya untuk di rem dan menanyakan ridho suaminya. Gampang? Tentu tidak, hehehe, beberapa kali kejedot terus diobatin. Keadaan ini akan sulit bagi para wanita yang memiliki, maaf yah kepala batu atau anak pertama. Kenapa? Karena biasanya kalau si kepala batu ini punya keinginan yang kuat untuk melakukan atau mendapatkan sesuatu, tapi kalau suami gak ridho, mau gimana lagi? Anak pertama? biasanya suka mengatur adik-adiknya, tapi menjadi istri berarti menahan bahkan menghilangkan kebiasaan itu dan rela di atur oleh suami.

Wah, terlihatnya menyiksa ya? yang belum nikah, nanti jadi pikir-pikir lagi deh untuk menikah. Tenang itu gak serumit dan sengeri yang di bayangkan. Selain Allah kasih rasa cinta ke dua makhluk yang di tautkan dalam tali pernikahan, sehingga pasti akan rela demi pasangannya bahagia, tapi juga bagi wanita nya akan mendapatkan pahala sama dengan berbakti pada kedua orangtuanya. Kenapa? Karena suami sudah meminta kita dari orangtua kita dan menjadi wali atau orang yang bertanggung jawab menafkahi dan menjadi pelindung untuk kita.

Menikah bagi Pria= Memberikan nafkah dan melindungi istrinya, itulah kenapa beban pria lebih berat daripada wanita. Jaga lisan, biasanya nih para pria merasa sudah memiliki si wanita untuk di jadikan istri sehingga tidak menjaga lisannya. Minta tolong, gak pakai kata tolong, sudah di tolong gak bilang terimakasih. Memang itu hal sederhana, tapi akan membuat pasangan menjadi lebih rela mengerjakan permohonan pria. Jaga lisan selanjutnya, jaga untuk tidak mudah berkata talak, pisah , gak bareng lagi berulang-ulang, sesalah apapun istrimu. Mau di ulang nikah nya? Naudzubillahimindzalik. Suamiku alhamdulillah tetap menjaga lisannya dengan baik.

Dalam ilmu psikologi sebaiknya saat istri sedang emosi, pria tidak meladeni atau mengeluarkan kata-kata terlarang tadi. Kata-kata haram. Ganti kata-kata seperti itu dengan kata-kata yang lebih baik dan berkah (doa kebaikan).

Berani mengalah disini maksudnya adalah, saling memahami, jika ada satu yang sedang emosi maka yang lainnya bersabar. Sulit? Memang. Sarannya adalah beristighfarlah jika ada yang sedang emosi,  pelukan dan belaian itu bisa menguatkan kembali perasaan satu sama lain.

Jika masih tetap emosi, keluar saja dari ruangan, tinggalkan pasangan sebentar dan setelah kepala sama-sama dingin bicarakan perlahan, dan buat perjanjian untuk tidak melakuan hal yang sama.

Keep masalah yang datang dalam pernikahanmu hanya antara suami-istri dan Tuhan, jika kemana-mana bahkan meminta saran dengan orang lain, maka akan jadi perkara baru.Kalo mau curhat, curhat sama Allah atau pada ulama. Ulama pun belum tentu bisa dapt tiket surga atau memiliki hubungan rumah tangga yang baik.

Delapan tahun pernikahan saja masih ada naik turunnya apalagi pernikahan 334 hari. Seperti kisah mba Nurin dalam ulang tahun pernikahannya yang ke delapan http://www.istikmalia.com/2017/03/233-mendedah-rasa-memaknai-cinta.html?showComment=1489997690391#c2717086094359398165. Mengontrol keinginan satu sama lain dan berani mengalah itulah solusi untuk bisa menyatukan asa dan rasa satu sama lain.

Wanita dan pria yang disatukan dalam pernikahan itu di didik dalam latar belakang keluarga yang berbeda. Bukan untuk membuat pasangan kita sesuai dengan latar belakang keluarga salah satunya, tapi saling mempelajari dan memahami kebiasaannya di keluarga. Yang harus diperhatikan adalah saling menyemangati dalam perubahan ke arah kebaikan.Selain itu mau membuka hati dengan mengikuti saran suami atau istri jika itu baik. Mengingatkan untuk selalu beribadah kepada Allah SWT. Mengingatkan bahwa kita berdua sama -sama bekerja di perusahaan Allah untuk menggapai jabatan akhir”PENDUDUK SURGA.”

Makanya kita selalu berdo’a untuk menjadi sahabat di dunia dan akhirat. Tipsnya nih, kalau mulai gak pengen ngalah. Ingat aja kebaikan suami yang bikin kamu meleleh, kalau gak ada ingat lagi tujuan awal, uhibbukallah (mencintai karena Allah), insyaallah kasih-dan sayang pasutri akan terjaga. Do’a ini juga akan selalu merekatkan, insyaallah. “Robbana Hablana min Azwajina wa dzurriyatina qurrota’ayun waj’alna lil muttaqiina imama..”

Memang menjadi istri= lebih banyak mengalah, tetapi berani mengalah = awal untuk dapetin tiket menuju surga. Jadi kalau sudah mulai emosi sama suami: Istighfar, gak mempan juga, pikirin semua kebaikan, gak bisa juga, bayangin tiket surga.”

Insyaallah bisa jadi istri solehah ya. Sama juga nih suami, kalau istrinya ngambek, dengerin aja, gak usah di bahas, cukup di peluk, di dengarkan dan diiyakan, insyaallah langgeng. Oh iya, jangan sampai karena emosi, memberikan ancaman atau mengucapkan kata-kata terlarang yah, gak mau kan nikahnya di ulang :).

Kalau ada temen-temen blogger atau yang baca blog ini, punya tips lain, monggo boleh di share loh. Makasih ya sudah membaca dan membagi tipsnya mengalah dengan pasangan.

Tulisan ini diikutsertakan dalam blogger muslimah sisterhood oleh Blogger Muslimah Indonesia

 

8 thoughts on “Berani Mengalah….

    • Ny. Wijaya says:

      Hehehehe,susah yah jadi perempuan kalo gak pake ngomel dulu,hahaha soalnya aku kaya gitu. Kalo diem akunya yang gak betah,nanti dianya malah nanya ummi lagi kenapa mi? Hahahah emang suka gak peka lalaki mah ;).

      Like

    • Ny. Wijaya says:

      ya mba, saya mah baru banget ini nikah, masih harus belajar sama yang sudah lebih lama menikahnya. Teorinya mah gitu yah, hehehe. Prakteknya war biasa harus banyak berkorban, hehehe.

      Like

Leave a comment