Kucing, Suamiku dan Aku

14-10-2016/ 12.55-

Binatang yang satu ini memang luar biasa imut dan lucu. Wajahnya menggemaskan, tapi kalau disuruh pelihara, hmh… mikir 1000x. Kucing itu memang binatang kesayangan rasulullah saw dan menurut beberapa penelitian adalah hewan terbersih di dunia. Tapi tetap susah berteman dengan makhluk imut nan berbulu yang satu ini.

Kalau perkara berbagi makanan dengan makhluk imut ini oke lah, tapi kalau harus tinggal bersama, nanti dulu ya. Aku memang alergi sama bulu kucing, pernah waktu itu aku mampir ke rumah muridku untuk berkunjung karena sudah tidak masuk seminggu disebabkan sakit. Huft begitu baru buka pintu, aku langsung bersin gak berhenti-berhenti dan  pusing.

Sebenarnya bukan perkara bulunya aja sih yang ganggu aku, tapi “aroma wangi” yang dihasilkan kotoran kucing dan feromonnya, bikin eneg. Kemarin aku mampir ke rumah kakaknya temen les bahas Turkiku. Hmh, rumahnya bersih dan mewah. Tapi sewaktu aku duduk di meja makan, ada “aroma wangi” yang bikin aku eneg, menyeruak. Bau apa yah ini? tapi aku gak enak tanya sama teman lesku. Gak lama ada si kaki empat berbulu kuning, pake kerincingan, melintas di depanku, ada dua. Oh no….

Aku masih penasaran, kenapa baunya sangat menyengat, ternyata ada 3 kucing lagi  dalam kardus.Sang induk baru melahirkan dan sedang menyusui dua anaknya yang baru lahir. Penasaranku terjawab, saat ingin shalat maghrib. Aku diarahkan untuk berwudhu di kamar mandi belakang, wah aku udah tambah eneg, karena “aroma wanginya” semakin menyengat. Ternyata di kamar mandi belakang yang terletak dekat dapur dan meja makan tadi, dibatasin dinding sih, ada kandang kucing lengkap dengan pasir dan makanannya. Aduh kalo ngebayangin lagi jadi terasa mual lagi.

Suamiku pecinta kucing. Semua keluarganya suka banget sama kucing. Sama sih, cuma kalau aku sebatas “ih lucu”, “ih gemesy deh” atau bagiin makanan kalo lagi makan di warung kaki lima. Kalau keluarga suamiku cinta banget sampai pelihara, atau kucingnya dikasih makan setiap kali datang ke rumah. Sementara bapakku langsung ambil sapu begitu ngeliat makhluk kaki empat berbulu ini. Dulu keluarga bundaku juga punya kucing sih,tapi gak sebanyak suamiku.

Aku waktu kecil suka banget kalo lihat kucing, gak bersin, gak peduli baunya, suka aja elus-elus. Tapi semenjak kejadian waktu SMP, aku paling geli kalo ada kucing deket-deket sama aku. Waktu itu aku sekolah di salah satu pesantren yang ada di Garut, disana siswanya tidur di kasur bertingkat, dan lebih banyak mengikuti aktivitas di kelas daripada di kamar. Satu kamar isinya 20 orang dengan kasur atas bawah. Aku kebagian kasur di bawah. Hari itu salah satu temanku habis mengambil alat tulis di kamar dan lupa tutup pintu. Terjadilah itu….

Kucing hamil masuk kamar, dan keguguran di atas kasurku, waktu kita selesai belajar dan mau pulang ke kamar. Kucing yang keguguran di kasurku berlari keluar dengan sisa darah berceceran dilantai dan sebagian anak yang gugur ini masih nempel di pantat kucingnya. Sejak saat itu, aku akan berteriak keras, mencari tempat supaya gak kena bulu-bulu kucing atau di deketin sama kucing. Apa yang kulakukan sama kucing sama dengan saat aku ngeliat kecoa, takuuuuuuuuuuut plus geli jadi satu.

Suamiku itu pecinta binatang. Binatang peliharaannya agak unik nih. Dia pernah pelihara ular, kura-kura, ayam dan kucing. Yang paling normal kucing kali yah. Dia sudah pelihara kucing sejak SMU. Dia memang sangat bertanggung jawab sama hewan peliharaannya secara biologis dan psikologis. Maksudnya kebutuhan biologis adalah makan dan tidurnya. Psikologis kasih sayang dan perhatiannya untuk kucing-kucing peliharaannya.

Ada beberapa nama yang di sebut sama suamiku, tapi ada 5 yang aku ingat.

  1. Ckeong

spm_a1271

Disebut ini, karena bunyinya Keong-keong, tapi kalo lagi marah jadi Kreong–kreong. Kucing kesayangan suamiku ini pernah jura 3 sekota Bandung. Beratnya mencapai 8,5 kg, dan bulunya yang mengkilat. Bagaimana tidak makanannya tahu rebus sama makanan kucing, kadang ikan rebus.

2. Ciyo

Jpeg

katanya dinamain ini karena berasal dari bahasa Jepang Shiro yang artinya putih. Galak dan angkuh luar biasa kucing ini. Cuma mau dipegang sama orang tertentu aja. Aku termasuk salah satunya. Ciyo mau dipegang sama aku pertama kali ketemu. Aku berusaha menghilangkan semua rasa takut dan geli aku buat kasih makanan ke Ciyo, voila dia mau aku elus, biasanya gigit atau nyakar.

3. Cippo

Kucing ini paling pemalu, sensitif, dan biasa tertindas dalam dunia perkucingan. Fotonya gak ketemu. Dia ditemuin suamiku dalam keadaan kaki pincang, diobatin dan dipelihara deh. Makanya Cippo paling takut keluar kamar apalagi ketemu manusia, begitu ketemu aku, dia  langsung ngumpet dibawah meja.

4. Cillo

Kucing gembul berbulu. Mati setelah dioperasi untuk di kebiri. Oh iya, semua kucing suamiku sudah dikebiri cuma Orens yang belum. Katanya supaya kucingnya lebih tenang dan mudah diatur, karena suamiku memeliharanya di dalam kamar  kosnya. Hmh…. Mungkin Cillo gak kuat sama perubahan yang terjadi dalam tubuhnya, atau beberapa hal ada yang kurang diperhatikan suamiku selepas Cillo dikebiri(http://health.liputan6.com/read/737577/yang-harus-diperhatikan-pada-kucing-usai-dikebiri)

5. Ci Orens

Jpeg

Dipelihara dari masih kecil banget. Hmh, kira-kira usia 3 minggu deh. Waktu lagi pedekatein aku ada kucing garuk-garuk pintu kosan. Pas dibuka ada kucing penuh pilok. Dibersihin piloknya, dikasih makan sama suamiku dipelihara sampai jadi sebesar itu. Orens sepertinya kucing keturunan persia. Sementara yang lainnya kucing kampung biasa. Bulunya bagus bercorak. Orens paling jahil diantara yang lainnya. Gak bisa diem, loncat sana-loncat sini.

Dulu semua kucing itu hidup bersama suamiku. Katanya ” asyik tau dek, ada yang nyambut kalo pulang” dan jawaban ketusku ” iyalah, mereka lapar pengen dikasih makan sama kamu”. Hihi sentimen.

Setelah menikah kita punya kesepakatan baru. Sempat bingung juga sih cari solusinya. Aku gak suka banget sama kucing, dia suka banget. Akhirnya dia sepakat dan bersedia menaruh kucingnya di luar. Tapi suerr deh awal-awal aku ngerasa kesiksa banget. Setiap buka pintu pasti makhluk-makhluk itu langsung menyerbu masuk. Dan aku harus berjuang melawan ketakutan dan nuraniku, suka gak tega juga lihat mukanya. Pernah sekali ada yang kejepit pintu, yang mananya aku udah lupa…. maaf yah suamiku. Aku gak bisa kalo lihat kucing, langsung panik dan bisa lemparin barang apa aja, mungkin gen bapak nih yang nurun ke aku.

Karena keseringan ditaruh di luar. Sepertinya kucing-kucing itu jadi mulai cuek sama suamiku. Oh iya katanya ingatan kucing itu mengenai arah pendek banget alias cepet lupa. Tapi kalau yang berhubungan dengan perasaan si kucing, dia bakal ingat lama. ” sedikit mirip sama aku nih, atau semua wanita?” heheheeh. Tapi ternyata yang bener itu kucing beda sama anjing. Anjing bisa setia banget sama majikannya, tapi kalau kucing siapa yang kasih makan, dialah majikannya. Kucing lebih pake logikanya ketimbang perasaannya (https://sains.me/2013/03/05/uniknya-ingatan-kucing/).

Mereka akhirnya cari majikan baru. Setahuku Pak Haji orang yang ngontrak di sebelah kossan kita selalu kasih makanan kucing di depan rumahnya. Kucing-kucing jadi senang banget kerumah Pak Haji. Dari 4 kucing yang ditaruh luar, hanya tinggal 3 kucing yang suka balik lagi ke depan kamar untuk minta makan. Lumayan, beli makanan kucingnya berkurang, hehhe. Dulu yang namanya beli makanan kucing pasti berantem dulu, hehehe. Emang susah yah kalo gak suka, di paksa suka.

Cippo menghilang, sejak ditaruh di luar, gak pernah balik-balik lagi ke depan kamar. Ciyo cuma sesekali, mungkin karena menu yang suamiku biasa bikin nasi,ikan tahu diganti sama makanan kucing yang kering , jadi ciyo bosen. Tinggal dua kucing yang masih setia.

Ada Ckeong dan Ci orens. Suerrr badan mereka itu bongsor-bongsor. Dan kalau mereka sudah kelaparan, mereka akan berusaha buka pintu kamar. Ya, mereka bisa berdiri di dua kaki. Terlebih Ckeong dengan badannya yang besar dia bisa berdiri dua kaki dan membuka engsel, seperti orang dewasa. jadi kalau sudah ada suara pintu mau di buka, harus segera kasih makanan, kalau gak mau diberisikin.

Aku sebenarnya udah gak betah disitu karena harus naik tangga dan gak bisa bebas buka pintu. Kalau suamiku pergi kerja, aku juga pergi keliling dago pojok untuk cari kossan baru. Ada satu kossan yang aku suka banget, karena halamannya lega. Nekat masuk dengan ijin, dan maksa yang jaga kos buat kabarin kalo ada yang kosong. Alhamdulilllah Allah jawab doaku, gak lama yang ngekos dapat kerjaan di Jakarta dan jadilah kamarnya ditempatin sama kami.

Di kosan yang baru dilarang bawa kucing, wah rasanya happy banget aku, udah gitu ada wastafelnya, jadi selamat tinggal cuci piring di kamar mandi. . Di kosan lama, hampir semua penghuninya punya kucing. tetangga kamar kucingnya namanya Vanilla ( baru aja meninggal setelah melahirkan bayi kucing) warnanya putih bersih. Yang punya kos punya kucing namanya boci (karena tidur terus) sama moci (bentuknya bulet kaya kue moci).

Dengan berat hati dua kucing suamiku  yang masih setia dititipin dirumah kakaknya di depok. Makasih banyak yah suamiku sayang mau berkorban untuk aku. Sekarang bebas dari kucing deh, tapi aku udah gak segitunya kalau lihat kucing.

Sebenarnya dia udah mau pelihara kucing lagi punya mahasiswanya, aku cuma bisa merapal dalam hati ( “semoga pemiliknya gak jadi ngasih”) heheheh. Tapi suamiku memang paling baik sedunia, karena sangat koperatif. Dia berusaha balance sama aku dengan mulai care sama tanamanku. Bahkan tempat pasir buat toilet kucingnya direlakan untuk pot adenium aku. Pastinya jadi bolong sana sini boxnya. Makasih yah suamiku sayang. Mungkin suatu waktu aku akan berdamai dengan keinginan kamu yang mau punya rumah khusus buat kucing, hmh…..

Big thanks my husband. Ada gak yang punya story like me? bertolak belakang sama suami masalah hobi. Dia suka banget kucing, aku gak. Aku suka banget tanaman, dia gak terlalu. Bagaimana dengan kamu, dan suamimu?

2 thoughts on “Kucing, Suamiku dan Aku

Leave a comment